Halaman

Senin, 17 Februari 2014

Tari Maengket Minahasa

TARI MAENGKET

Beragam seni tari yang ada di Nusantara bukan hanya sebagai sarana hiburan dan bagian dari ritual adat semata, tetapi sebagai cerminan kekayaan dan keaneragaman suku dan budaya yang ada di negeri ini. Ada ratusan suku yang tersebar di seluruh Tanah Air dan masing masing memiliki jenis tarian khasnya.
Sejumlah pengamat kesenian bahkan melihat tari Maengket sebagai satu bentuk khas sendratari berpadu opera. Tari Maengket memang merupakan sebuah adikarya kebudayaan puncak yang tercipta melalui proses panjang penyempurnaan demi penyempurnaan.

Tari Maengket sudah ada di tanah Minahasa sejak Masyarakat Minahasa mengenal Pertanian terutama menanam padi di ladang. Tarian Maengket dilakukan pada saat sedang panen hasil pertanian dengan gerakan- gerakan sederhana. Tari Maengket ini dipentaskan dengan disetai nyanyian dan diiringi gendang atau tambur serta hanya dipertunjukkan dalam upacara tertentu seperti Makamberu, Metabak, Masambo, Melaya dan Meraba. Akan tetapi, sekarang gerakan tarian ini lebih bervariasi dan kerap dipertunjukkan sebagai sarana hiburan atau menyambut tamu. Meski demikian; nilai dan syair yang mendampingi juga gerakan asli dari tarian ini tidak pernah ditinggalkan.



Tari Maengket adalah paduan dari sekaligus seni tari, musik dan nyanyian, serta seni sastra yang terukir dalam lirik lagu yang dilantunkan. Kata Maengket terdiri dari awalan ma dengan kata dasar engket, kata ma berarti sedang melaksanakan dan engket artinya mengangkat tumit naik turun sesuai lagu. Lagu yang disusun untuk mendampingi tarian ini disebut neengketan. Tari Maengket dipimpin oleh seorang pemimpin yang disebut disliper atau tumutu’tur, yaitu orang yang menyusur syair lagu untuk dinyanyikan lebih dahulu kemudian dikuti oleh yang lain secara bersama- sama.

Syair- syair lagu dalam tari Maengket tersebut intinya mengungkapkan tentang ucapan syukur kepada Opo Empung (sebutan orang Minahasa) atau Tuhan Allah dalam sebutan agama, yang merupakan Sang Pencipta Alam beserta isinya. Pertunjukan tari Maengket diawali seorang penyanyi yang akan diikuti (diulangi) oleh orang lain. Tarian ini biasanya ditampilkan 20 sampai 30 orang yang terdiri dari laki- laki dan wanita yang dibentuk berpasangan dan satu orang perempuan bertindak sebagai pemandu. Biasanya pakaian yang dikenakan berwarna cerah seperti merah, merah jambu, biru, kuning, hijau dan putih; Para penari prianya akan memakai ikat kepala berwarna merah. Tarian ini begitu dinamis, energik dan relatif lebih bebas dari aturan. Tetapi, anda akan mendapatinya masih beracu pada nilai dan gerakan asli.

Tari maengket dibagi tiga(3) bagian pertunjukan:
·         Maowey Kamberu
Yang dibawakan pada acara pengucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan panen. Dahulu penggarapan sawah atau ladang membutuhkan waktu yang panjang sehingga ketika musim panen tiba maka para petani merasa gembira dan mengungkapkannya dalam bentuk nyanyian dan tarian
·         Marambak
Tarian yang didasari semangat gotong royong (Mapalus) dimana semua warga saling membantu dalam melakukan kegiatan bersama seperti saat membangun rumah. Setelah selesai dibangun maka diadakan pesta naik rumah baru (Rumambak) atau menguji kekuatan rumah baru dan semua masyarakat diundang dalam pengucapan syukur .
·         Lelaya’an
Tarian yang melambangkan pemuda- pemudi Minahasa zaman dahulu saat mencari jodoh dan mengungkapkan isi hati mereka dengan nyanyian dan tari.

REFERENSI:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar